Ketika
mendengar kata Ibu yang terlintas di dalam hati dan pikiran adalah rasa
terharu. Ibu adalah wanita terkuat dan terhebat di dunia. Dengan semua
perjuangan yang dilakukan olehnya untuk menahan segala rasa sakit yang dialami
ketika mengandung dan kemudian melahirkan. Namun, dibalik itu semua, ibu adalah
sosok wanita yang tidak pernah meminta imbalan kepada anaknya ketika kelak anak
itu sudah tumbuh dewasa. Dengan kerendahan hati dan keikhlasan hatinya, ibu menyayangi
buah hatinya sepenuh hati tanpa ada rasa keluh kesah.
Aku
memiliki kedua orang tua yang masih lengkap, tentu mempunyai seorang Ayah dan
Ibu. Ayahku bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan ibuku sebagai ibu
rumah tangga. Ibuku kesehariannya mengurus segala kebutuhan rumah tangga di
rumah. Ibu selalu memberikan perhatian dan kasih sayang untukku, tak pernah
sedikit pun mengeluh saat diriku membuatnya kesal.
Pada
saat aku masih bayi, ibu selalu membacakan ayat suci Al-quran saat ingin membuat
aku tertidur, karena membiasakan hal baik agar nantinya aku bisa membaca dan
terbiasa dengan bacaan Al-quran. Selain itu, Ibu selalu mengajarkan cara
berbicara dengan baik, walaupun dengan satu kata yaitu Ibu dan Ayah dan kata
itu selalu diulang setiap harinya.
Ibuku
adalah salah satu dari semua ibu yang paling terbaik untukku, karena dengan
menghadapi ketiga anaknya dengan sifat yang berbeda-beda. Ia bisa menghadapi
dengan penuh rasa sabar yang cukup besar, walaupun bisa dibilang kakakku ini
adalah salah satu orang yang bersifat kekanak-kanakan sekali. Namun, ibuku
selalu bisa menghadapi sifat kakakku ini.
Ketika
aku, kakak, dan adikku sakit, ibu tidak pernah mengeluhkan dan lelah merawat,
ia selalu memberikan perhatian yang lebih untuk membuat anaknya. Terlihat jelas
diwajahnya, ketika ia tidak ingin terlihat begitu memikirkannya. Pada saat
kakakku kecil ia mengidap Demam Berdarah yang sangat parah, bisa dibilang saat
itu kondisi kakaku sudah sangat kritis hingga muntah yang dikeluarkan adalah
darah. Namun, Ibu tetap berjuang menyemangati kakakku agar bisa bertahan hingga
pulih kembali. Aku bisa melihat betapa khawatir ibuku pada saat melihat kondisi
kakakku dengan wajah biru pucat, tetapi ia tidak pernah memperlihatkan betapa
kekhawatiran seorang ibu terhadapnya, hanya karena tidak ingin melihat kakakku
semakin hari semakin menurun.
Aku
bisa melihat wajah ibuku ketika terlelap tidur betapa lelahnya menghadapi
setiap hal yang dialami. Namun, ia tidak pernah mau terlihat oleh orang lain
bahkan dengan keluarga sendiri bahwa ia banyak hal yang dipikirkan olehnya. Pada
saat itu, aku mulai menyadari bahwa orang yang ada dihadapanku ini sangat
menyayangi keluarga kecilnya ini. Oleh karena itu, aku tidak akan
mengecewakannya dan harus membanggakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar